UNIVERSITAS MTU BERSAMA PAK TANI DIGITAL GELAR WEBINAR DIGITAL BUSINESS IN URBAN FARMING
20 Desember 2021
Revolusi industri di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dimulai di abad 18 revolusi industri 1.0 ditandai penggunaan mesin uap dalam memproduksi barang secara masal. Pekerjaan mempergunakan banyak tenaga manusia mulai berkurang. Revolusi industri 2.0 dimulai awal abad 20 dengan ditemukan tenaga listrik. Revolusi industri 3.0 tahun 1800-an dengan ditemukan sistem komputasi data. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan internet dan teknologi digital.
“Perkembangan teknologi digital kini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” ungkap Rektor Universitas Mahkota Tricom Unggul, Prof. Ir. H. Zulkarnain Lubis M.S, Ph.D pada pembukaan webinar bertajuk “Digital Business in Urban Farming” yang diselenggarakan Universitas Mahkota Tricom Unggul (MTU) bekerjasama dengan Pak Tani Digital, Sabtu (18/12).
Sekarang ini sebut Zulkarnain Lubis orang tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Dikatakannya penguasaan teknologi digital sangat penting, khususnya dalam mamasarkan barang maupun jasa. Untuk menyahuti kebutuhan tersebut sejumlah perguruan tinggi di Pulau Jawa membuka Program Studi (Prodi) Bisnis Digital. Sementara di Sumatera Utara baru dua perguruan tinggi yang membuka Prodi Bisnis Digital yakni Universitas Negeri Medan dan Universitas MTU.
“Universitas MTU satu-satunya perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara memiliki Prodi Bisnis Digital. Ini kesempatan bagi lulusan di Sumatera Utara untuk memperdalam ilmu di bisnis digital yang tentunya banyak dibutuhkan industri,” jelasnya.
Kepala Program studi Binsis Digital Universitas MTU, Eka Martyna T. Tampubolon, SE, MM menjelaskan saat ini negara yang paling banyak mempergunakan teknologi digital masih dipegang Cina, selanjutnya Amerika Serikat. Sedangkan negara berkembang yang mengalami kemajuan pesat dalam penggunaan teknologi digital yakni Indonesia.
“Belanja online di Indoneia mengalami tran peningkatan,” ungkapnya.
Jangan heran kalau perusahaan starup di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kepala Prodi Agribisnis Universitas MTU, Suwandy Purba, S.P, M.Si mengungkapkan pertanian tidak saja dilakukan masyarakat pedesaan namun sekarang berkembang ke masyarakat perkotaan. Dengan memanfaatkan lahan di pekarangan rumah, dinding dan atap gedung dengan cara ‘wall gardening, viticulture, hydroponic, aqua phonic, dan Top roof tanaman hias maupun sayur-sayuran.
Biasanya hanya sebagai hobbi dan estetika pekarangan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, berkembang menjadi bisnis sumber tambahan pendapatan.
Perkembangan teknologi digital menyebabkan tren perpindahan budaya dari off line menjadi on line. Hal ini memberi dampak positif bagi urban farming yang akan menjadi suatu jejaring yang bisa mempertemukan antara Produsen, Jasa Transporter dan end user sehingga produk pertanian bisa sampai dengan cepat sehingga Kesegaran dan kualitasnya tetap terjamin.
Pembentukan Urban Farming community Ini tentu saja akan dapat menarik minat lulusan untuk mendalami ilmu pertanian. Sebagai startup penyedia sarana Agro-input, dan Pengelola serta pemasar product urban farming yang handal.
Founder Pak Tani Digital, Yosephine Sembiring menjelaskan kehadiran
Pak Tani Digital sebuah upaya untuk memberdayakan petani milenial Indonesia agar menjadi pelaku utama dalam Industri Pertanian berbasis Society 5.0 di masa mendatang.
“Banyak lulusan pertanian tapi tidak menjadi pertani,” sebut Yosephine.
Startup Sosial Petani diharapkan dapat menumbuhkan di sektor pertanian. Tidak hanya itu, tapi juga memberikan kemudahan kepada petani dalam memasarkan hasil panen. Selama ini para agen yang lebih banyak mendapatkan keuntungan dari hasil petani. Bila petani dapat langsung menjual hasil pertanian ke konsumen, tentu saja keuntungan yang diperoleh lebih banyak, selain itu harga bisa lebih murah.