Ikuti kami




USLI : BISNIS DIGITAL TANTANGAN DAN HARAPAN

12 Oktober 2021

Saat ini ada 3,6 miliar orang di dunia menggunakan smartphone, dari jumlah tersebut 167 juta orang berada di Indonesia (Data Kementerian Komunikasi dan Informatika).

Seiring dengan meningkatnya teknologi digital, penggunaan smartphone masih terus bertambah. Dengan memanfaatkan transformasi digital pelaku UKM, dapat membuat produk dan layanan baru di perangkat pribadi, lalu mengirimkannya dengan jangkauan global secara cepat. 

Melihat jumlah pengguna smartphone, ini menjadi tantangan sekaligus harapan Indonesia untuk membuka kesempatan lapangan kerja yang lebih luas.

Belajar dari kesuksesan negara maju seperti Eropa dan Amerika yang sukses menyisipkan materi kewirausahaan di hampir setiap mata kuliahnya, kemudian diikuti negara-negara di Asia seperti Jepang, Singapura dan Malaysia yang juga menerapkan materi kewirausahaan minimal di dua semester, menjadi lompatan besar dalam membekali lulusannya untuk terjun ke tengah masyarakat yang memiliki kemampuan dalam kewirausahaan, konsultan bisnis, perancang bisnis, pengembang bisnis, pembuat kebijakan perusahaan, perencanaan bisnis berkelanjutan, penyusun strategi pemasaran online, dan masih banyak keterampilan lainnya.

Image para lulusan dari mencari kerja harus dirubah menjadi menciptakan lapangan kerja menjadi enterpreneurship (kewirausahaan) dengan memanfaatkan teknologi digital.

Untuk menjadi tantangan dan harapan tersebut Universitas Mahkota Tricom Unggul memiliki prodi Bisnis Digital yang akan melahirkan lulusan berjiwa kewirausahaan. 

Harus diakui, saat ini tingkat kewirausahaan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara.

Merujuk data Badan Pusat Statistik, ada sekitar 64 juta pelaku UMKM. Dari jumlah tersebut menurut Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki persentase jumlah wirausahawan di tanah air baru mencapai 3,47 persen. Itu artinya dari 64 juta pelaku UMKM 3,47 persen yang berhasil naik kelas. Jumlah ini masih relatif kecil.

Sementara tingkat kewirausahaan di negara tetangga seperti Singapura sudah mencapai level 8,5 persen. Sedangkan Malaysia sudah 4,5 persen yang tidak berbeda jauh dengan Thailand 4,26 persen.

Padahal untuk menyandang status sebagai negara maju, Indonesia harus mampu menaikkan tingkat kewirausahaan minimal di level 4 persen

Kebutuhan Industri

Kehadiran teknologi digital telah membawa loncatan besar pada dunia industri di Indonesia.

Industri perbankan menjadi salah satu industri yang mengandalkan teknologi digital  untuk memberikan layanan sms banking, mobile banking (m-banking), dan internet banking (i-banking).

Begitu pula perkembangan industri fintech menjadi semakin beragam, dan tidak hanya pada aplikasi layanan perbankan. Industri fintech di Indonesia berkembang di bidang jasa keuangan pembayaran (payment), pendanaan (funding), perbankan (digital banking), pasar modal (capital market), perasuransian (insurtech), dan jasa pendukung layanan keuangan lainnya (supporting fintech). Saat ini, jumlah penyelenggara fintech di Indonesia paling banyak pada bidang jasa keuangan pembayaran (payment) dan pendanaan (lending).

Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga berkembang dengan kehadiran teknologi digital dengan menawarkan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. 

Di perkebunan juga mengalami perkembangan teknologi digital, tak terkecuali sektor industri sawit. Industri sawit saat ini sudah masuk ke dalam digitalisasi atau era industri 4.0. Mahkota Group Tbk telah mentransformasikan industri hilir sawit dengan digitalisasi secara bertahap.

Berbagai kegiatan seperti pembibitan, pemupukan, panen dan pengangkutan sudah dilakukan dengan sistem digitalisasi. Dengan menggunakan teknologi digital tidak hanya melakukan deteksi mengenai tanaman sehat dengan mengidentifikasi dari warnanya namun juga bisa menganalisa pertumbuhan tanaman dari waktu ke waktu. Dan masih banyak sektor lain yang mengalami perubahan dengan masuknya teknologi digital.

Sumber :  https://medan.tribunnews.com/2021/10/11/usli-bisnis-digital-tantangan-dan-harapan?page=2